16 Maret 2008

WELCOME


Selamat Datang...
Semoga Rahmat Tuhan Besertamu.
Blog ini kami ciptakan untuk lebih mendekatkan saudara/i dengan pasangan calon gubernur / wakil gubernur; DR. Benny K. Harman, SH - Drs. Alfred M. Kase, M.Si

Herman Musakabe

Regenerasi dalam Pilgub NTT

Oleh : Herman Musakabe
Gubernur NTT periode 1993 - 1998. Aktif menulis di sejumlah media massa. Selain menulis di media massa, juga menulis beberapa buku.

TIDAK terasa waktu terus bergulir, dan tahun 2008 ini rakyat NTT akan mengadakan perhelatan besar memilih pemimpinnya yang akan memimpin Propinsi Flobamora untuk lima tahun ke depan. Meminjam istilah Pendeta Dr. P Octavianus dalam bukunya : "Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah", dikatakan bahwa waktu Tuhan itu ada tiga macam, yaitu (1) waktu "kronos" (Yunani), waktu biasa yang dihitung menurut ukuran menit, jam, hari, bulan, tahun dst, (2) waktu "kairos", waktu sebagai peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh manusia, dan (3) waktu "aion" yaitu waktu abadi, bahwa sesudah kehidupan yang fana di dunia ini ada kehidupan abadi, di mana setiap manusia (termasuk para pemimpin) harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan semasa hidupnya (kronos dan kairos) kepada Tuhan. Setiap manusia akan mengalami ketiga waktu tersebut dalam kehidupannya.

Sebagai pemerhati, saya melihat bahwa proses pemilihan Gubernur NTT tahun 2008 ini merupakan suatu peluang yang baik untuk rakyat NTT memilih putera terbaiknya memimpin daerah ini lima tahun ke depan. Apalagi Pemilihan Gubernur NTT 2008 ini adalah pemilihan yang langsung oleh rakyat untuk pertama kalinya. Saya tertarik oleh tulisan senior saya Bapak Dokter Hendrik Fernandez (mantan Gubernur NTT) dalam buku "15 Tahun Pos Kupang" (2007) agar rakyat jangan salah pilih kalau ingin NTT maju. "Jika salah pilih pemimpin, ya nasib kita masih seperti ini terus. Kapan maju?" Tentu beliau punya alasan tersendiri mengatakan hal itu, dan kita sebaiknya memperhatikan kata-kata bijak orangtua agar kita tidak salah pilih karena menyangkut masa depan kita bersama.

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini, yaitu : pentingnya soal regenerasi kepemimpinan di NTT, bagaimana memilih pemimpin yang punya hati nurani dan punya jejak rekam (track record) yang baik dan teruji, dan memilih pemimpin yang mampu mengatasi masalah utama di NTT yaitu mengatasi kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan rakyat.

Pentingnya regenerasi
Regenerasi adalah suatu keharusan dalam proses peralihan kepemimpinan apa pun dan di mana pun. Mengapa regenerasi itu demikian penting? Pertama, soal umur manusia yang terus bertambah, sementara kondisi fisik, pikiran dan kemampuan manusia yang semakin menurun. Kondisi seseorang pada 5 atau 10 lalu tentu berbeda dengan sekarang. Ini hukum alam yang tidak bisa dihindari.

Memang tidak ada suatu aturan baku yang menentukan soal umur maksimal, tetapi sebaiknya Gubernur NTT mendatang berusia "kepala 4" (40-an tahun) atau "kepala 5". Kalau sudah "kepala 6" dianjurkan lebih baik beristirahat, membina keluarga atau menjadi pemimpin non formal di masyarakat. Sudah cukup bukti pemimpin yang memaksa diri pada usia di atas kepala 6 dan ternyata sering berakhir dengan anti klimaks karena menghadapi masalah kesehatan atau masalah hukum pada masa kepemimpinannya. Lord Acton mengingatkan : power tends to corrupt, absolutely power corrupts absolutely. Kekuasaan memang cenderung menggoda orang untuk menggenggamnya selama mungkin, dan berbagai "penyakit" kekuasaan itu akan datang seiring berjalannya waktu.

Kedua, ada sebuah asas kepemimpinan yaitu legawa yang berarti kerelaan untuk pada waktunya menyerahkan estafet kepemimpinan, dari yang tua kepada yang lebih muda. Tetapi ternyata asas ini paling sulit untuk dilaksanakan karena berbagai kepentingan sang pemimpin sehingga akhirnya tidak rela menyerahkan kepemimpinan kepada yang lebih muda.

Dalam Kitab Suci ada kisah bagaimana Raja Saul tidak legawa dan membenci Daud calon penggantinya, walaupun Daud dipilih Tuhan dan sudah diurapi nabi untuk menggantikannya. Saul menombak Daud yang sedang memainkan kecapi sebagai bentuk ke-tidaklegawaan-nya, tetapi Tuhan menyelamatkan Daud. Kisah ini sering berulang kembali masa kini, hanya versi dan bentuknya yang lain. Tombak Saul bisa berwujud SK pemberhentian, di-non job-kan, pensiun dipercepat, pembunuhan karakter, terutama ditujukan pada kader-kader muda potensial yang menyebabkan mereka kehilangan peluang untuk berkompetisi dengan sehat. Akhirnya sebagian terpaksa hengkang keluar NTT untuk bekerja di daerah lain atau menjadi frustasi. Terbukti orang-orang NTT di luar berkembang baik dalam pemerintahan, pendidikan dan swasta, walaupun di daerah sendiri tidak bisa berkembang.

Ketiga, akibat point dua di atas, maka regenerasi menjadi terhambat dan terjadi stagnasi dalam kepemimpinan. Ketika sang pemimpin sudah bertahan cukup lama sementara kader muda disingkirkan, maka pada saat suksesi kepemimpinan berikutnya, generasi yang "tua" dan "muda" sudah sama-sama tua dan memasuki usia pensiun. Akibatnya, terjadi kesenjangan dan kita mulai dari baru lagi dalam memilih pemimpin.

Pilih pemimpin dengan hati nurani
Bagaimana sebaiknya memilih pemimpin yang memiliki hati nurani? Pertama, pilihlah orang yang sudah kita kenal jejak rekamnya (track record), baik jejak rekam di pemerintahan, swasta, masyarakat maupun kehidupan keluarganya. Rumusannya sederhana, yaitu orang yang tidak terlibat "Tiga Ta" atau harta, tahta dan wanita. Sebaiknya kita memilih pemimpin yang tidak bermasalah dengan hartanya, tahta (kekuasaan) yang didapat dengan menghalalkan segala cara, dan tidak punya wanita selingkuhan atau WIL (wanita idaman lain) di luar pernikahan yang sah.

Kesalahan kita dalam memilih pemimpin adalah kita tetap memaksa pilih orang yang kita sudah tahu punya masalah dan kelemahan di atas. Maka jangan salahkan sang pemimpin kalau ia mengulangi lagi kesalahannya yang lalu dan rakyatlah yang menjadi korban selama 5 atau 10 tahun kepemimpinannya. Satu dua pengecualian tetap ada, tetapi persentasi pemimpin yang "sadar" tidak banyak.

Kedua, pilih orang yang punya hati nurani dan perhatikan rakyat kecil, bukan dengan kata-kata di bibir tetapi dengan perbuatan nyata. Kita bisa mengamati dalam kehidupannya sehari-hari, apakah ia peduli pada lingkungan sekitarnya, dalam pergaulan di masyarakat dan bagaimana kehidupan keluarganya. Bagaimana aktivitas beragamanya (dalam panitia keagamaan, kegiatan jemaat, dll), berorganisasi di masyarakat dan sebagainya.

Ketiga, talenta memimpin biasanya sudah terlihat sejak seseorang memimpin kelompok, organisasi (pemuda, olah raga, politik dsb) atau jabatan-jabatan sebelumnya. Kalau ia setia dalam perkara yang kecil, maka ia bisa diharapkan setia dalam tugas-tugas yang lebih besar. Sebaliknya kalau ia tidak setia dalam perkara-perkara kecil, maka sulit untuk mendapatkan kebaikan daripadanya dalam perkara-perkara lebih yang besar. Bahkan seringkali kelemahan-kelemahan sebelumnya akan muncul kembali sesudahnya, bila ia tidak mau introspeksi diri.

Masalah utama NTT
Masalah utama di NTT adalah kemiskinan, pengangguran, tingkat pendidikan yang pada umumnya rendah, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang perlu ditingkatkan. Kalau masalah utama itu dapat diatasi, atau dikurangi, maka kesejahteraan rakyat otomatis akan meningkat. Masalah ini terus bergulir dari satu gubernur ke gubernur lainnya, tetapi belum dapat teratasi dengan baik.
Berbagai usaha dan program-program kerja sudah dilakukan oleh semua gubernur dan para bupati/walikota tetapi angka kemiskinan masih tetap tinggi. Walaupun ada peningkatan pendapatan perkapita tetapi masih tetap lebih rendah dibandingkan propinsi-propinsi lainnya. Ini pekerjaan rumah (PR) besar bagi gubernur mendatang. Untuk itu pada calon gubernur/wakil gubernur perlu memiliki visi dan misi bagaimana mengatasi kemiskinan, mengurangi pengangguran, meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan rakyat agar SDM NTT bisa bersaing merebut lapangan kerja.

Salah satu contoh, Harian Kompas (5/2-08) memuat berita : "TKI Asal NTT Sumbang Rp 118,7 Miliar rupiah selama 2007 untuk pembangunan NTT." Bila para TKI tersebut dibekali dengan berbagai keterampilan yang diperlukan melalui pelatihan, maka mereka akan memberi kontribusi lebih besar dalam membangun NTT. Kalau para calon gubernur/wakil gubernur menyampaikan visi dan misinya kepada rakyat, maka rakyat bisa menagih visi dan misi tersebut kepada mereka setelah memenangkan pilkada nanti. Misalnya, bagaimana strategi para kandidat meningkatkan pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan rakyat agar tidak ada lagi kasus-kasus busung lapar. Bagaimana strategi mereka untuk mengurangi angka pengangguran yang terus bertambah, meningkatkan pendidikan dan keterampilan kerja, dan sebagainya. Singkatnya, mereka dituntut untuk bisa mengatasi masalah kemiskinan dan kualitas SDM di NTT.

Pilih yang terbaik
Agar tidak salah pilih pemimpin, maka pilihlah yang terbaik dari kandidat yang ada. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, jangan memilih berdasarkan kepentingan sempit, misalnya memilih hanya berdasarkan kesamaan agama atau daerah asal, tanpa melihat kualitas calon. Pasangan cagub dan cawagub biasanya terdiri dari gabungan Katolik-Protestan atau Protestan-Katolik berdasarkan mayoritas pemeluk agama di NTT. Posisi cawagub hampir setara dengan cagub, karena di era reformasi ini posisi wakil bukan lagi sebagai "ban serep" atau cadangan, tetapi sebagai mitra atau merupakan "dwitunggal" dengan gubernur dalam menentukan kebijakan publik.
Dalam memilih pasangan calon, rakyat pemilih harus melihat bobot keduanya karena mereka akan saling melengkapi dalam pelaksanaan tugas mendatang.
Kedua, pilihan sebaiknya menggambarkan kemauan kita untuk regenerasi (peremajaan) pemimpin di NTT. Kalau kita masih berkiblat pada yang tua-tua, lalu kapan orang-orang muda diberi kesempatan? Di Amerika Serikat, salah calon Presiden Partai Demokrat adalah Barrack Obama yang berusia sekitar 46 tahun. Ia berkulit hitam dan bersaing dengan Hillary Clinton, isteri mantan Presiden AS. Di Tangerang, Rano Karno berhasil jadi wakil bupati, dan salah satu Cawagub Jawa Barat adalah aktor Dede Jusuf. Kita harus bersikap legawa dengan memberi kesempatan kepada yang muda-muda untuk memimpin daerah ini.

Ketiga, karena yang kita pilih adalah manusia, tentu tidak ada yang sempurna. Kita memilih manusia, bukan malaikat. Para kandidat itu pasti memiliki kekurangan, "Cagub/Cawagub juga manusia". Sejauh kekurangan itu tidak menyangkut masalah prinsip moralitas yang berkaitan dengan "Tiga Ta", dan berkualitas maka mereka masih layak untuk dipilih. Selain itu kita berharap agar jangan ada saling fitnah, menjelek-jelekkan kandidat lain, atau kampanye hitam (black campaign) dalam proses Pilgub NTT.

Kita tidak berharap pilkada di NTT berakhir dengan kekacauan dan "perang saudara" seperti di Sulawesi Selatan atau Maluku Utara, karena yang menjadi korban adalah rakyat itu sendiri. Rakyat yang sudah miskin tambah miskin lagi karena urusan politik dalam memilih pemimpinnya. Akhirnya, kita mohon kepada Allah agar Roh Kudus membimbing rakyat NTT dengan memilih pemimpinnya yang terbaik, yaitu pemimpin yang takut akan Allah tetapi berani melawan kemiskinan, kebodohan dan ketidakadilan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat serta kemajuan NTT.

VISI & MISI

VISI, MISI DAN AGENDA PEMBANGUNAN NTT 2008 - 2013

VISI
NTT yang Harmonis, Demokratis dan Sejahtera
Penjelasan:
Secara sosial budaya masyarakat NTT terdiri berbagai suku, agama, dan budaya. Keberagaman seperti ini sangat rentan terhadap konflik antar kelompok masyarakat Karena itu, pembangunan NTT diarahkan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Suasana harmonis ini sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pembangunan NTT. Pembangunan NTT bisa berjalan dengan baik kalau didukung oleh partisipasi masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, dan accountable. Karena itu, pembangunan NTT harus diarahkan pada penciptaan kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Sementara muara dari pembangunan adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat NTT yang lebih baik.

MISI
Membebaskan NTT dari kemiskinan dan korupsi dalam segala macam bentuk dan perwujudannya.

AGENDA PEMBANGUNAN (MANIFESTO)
I. Mewujudkan masyarakat NTT yang harmonis
1. Memperkuat ketahanan sosial melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
2. Melakukan revitalisasi nilai-nilai budaya dan kelembagaan adat.
II. Mewujudkan NTT yang demokratis
1. Melaksanakan pemberatantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) secara konsisten dan tanpa pandang bulu.
2. Mendorong dan memajukan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) demi terciptanya rasa aman dan terwujudnya keadilan bagi sesama.
3. Melakukan transformasi birokrasi untuk meningkatkan efisiensi, profesionalisme aparatur dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
III. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT
1. Memberdayakan petani dan nelayan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan.
2. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan,kesehatan, perumahan, listrik,air).
3. Mendorong terciptanya iklim usaha yang sehat dan kondusif dengan membentuk unit kerja pelayanan terpadu untuk menarik investor.
4. Meningkatkan daya dukung infrastruktur untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
5. Meningkatkan daya dukung lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
AGENDA PEMBANGUNAN NTT (Berdasarkan Propenas)
I. Mewujudkan NTT yang harmonis
A. Peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.
1. Permasalahan yang dihadapi
2. Langkah kebijakan dan hasil yang dicapai
3. Tindak Lanjut yang Diperlukan
B. Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur
1. Permasalahan yang dihadapi
2. Langkah kebijakan dan hasil yang dicapai
3. Tindak Lanjut yang Diperlukan

II. Mewujudkan NTT yang demokratis
A. Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk
B. Penghormatan, pengakuan, dan penegakan hukum dan HAM
C. Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak.
D. Perwujudan lembaga demokrasi yang makin kukuh

III. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT
A. Penanggulangan kemiskinan
B. Peningkatan investasi dan ekspor non migas
C. Daya saing industri manufaktur
D. Revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan
E. Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah
F. Peningkatan pengelolaan BUMD
G. Perbaikan iklim ketenagakerjaan
H. Pembangunan pedesaan
I. Pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah
J. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas
K. Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang lebih berkualitas
L. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial
M. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas serta pemuda dan olahraga
N. Peningkatan kualitas kehidupan beragama
O. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
P. Percepatan pembangunan infrastruktur

Profil Alfred M. Kase

Drs. Alfred Melianus Kase, M.Si

01. Tempat / Tanggal Lahir : Put`ain 16 Mei 1950

02. Alamat Rumah : Jl. Melati, No. 44 Kelurahan Karangsiri
RT / RW. 007 / 003 Soe, Telp. (0388) 21844

03. Jenis Kelamin : Laki-laki

04. Agama : Kristen Protestan

05. Keluarga
a. Nama Istri : Sartji Anatji Kase-Fuah, Am.Kep
!). Tempat / Tanggal Pernikahan : Betun, 7 Nopember 1987
2). Tempat / Tanggal lahir : Betun, 28 Juni 1959
3). Nama, Tanggal dan Tempat
Kelahiran anak-anak dari
Perkawinan dengan Istri : - Garly V. Kase, 12-11-1988 di Soe
- Stiwy J. Kase, 7-10-1990 di Soe
- Starman E. Kase, 5-9-1992 di Soe
- Audri M. Kase 16-3-2002 di Soe

b. Bapak dan Ibu Kandung
1). Nama Bapak : Johannes Kase {Almarhum}
Tempat / Tanggal Lahir : Atin / Manufui, 21 Pebruari 1925
2). Nama Ibu : Katji Kase / Lie (Almarhumah)
Tempat / Tanggal Lahir : Sahan ± 1918

c. Bapak dan Ibu Mertua
1). Nama Bapak : Willem Fuah {Almarhum)
Tempat / Tanggal Lahir : Renggou, 21 Pebruari 1921
2). Nama Ibu : Emerinsiana Tefa / Fuah
Tempat / Tangal Lahir : Besikama, 1931

d. Saudara Kandung :
1). Petrus C. Kase, S.Pd
2). Alex K Kase
3). Ir. Gustaf A. Kase, S.Pd, M.Si
4). Dra. F. R. Kase, S.Pd


e. Saudara Kandung Istri :
1). Dr. Ir. Asnath.Maria Fuah, MS
2). Rosalin Margareta Fuah
3). Ir.Aldolfina A. Fuah
4). Fince R. Fuah, SE
5). Ir. Bertha D. Fuah
6). Rebeka E. Fuah
7). Therfosa G. Fuah, SE
8). Marta M. Fuah
9). Zeruya. J. Fuah, SE
10) Monika R. Fuah, SE

07. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

08. Pendidikan
1). SR/SD : Tahun 1962 / berijazah
2). SLTP : Tahun 1966 / berijazah
3). SLTA : Tahun 1969 / barijazah
4). Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta : Tahun 1979 / berijazah
5). Magister Pembangunan Salatiga : Tahun 2004 / berijazah

09. Riwayat dalam kehidupan Organisasi / Kemasyarakatan
1). Ketua KORPRI Kabupaten TTS.
2). Wakil Ketua KKI Kabupaten Timur Tengah Selatan
3). Penasehat PIKI Kabupaten Timur Tengah Selatan

10. Riwayat Pekerjaan / Jabatan
1). Wakil Ka.Sub Dit Khusus. Tahun 1978
2). Kepala Perwakilan Kecamatan / Camat Amanuban Timor , Tahun 1974 – 1977
3). Tugas Belajar Institut Ilmu Pemerintah, Tahun 1977 – 1979
4). Pjs. Kepala Kantor Sospol Kabupaten TTS, Tahun 1980
5). Pj. Kasubag. Tata Usaha Dinas Penda Kabupaten TTS, Tahun 1980 – 1982
6). Pj. Kepala Dines Penda Kabupaten TTS, Tahun 1982 – 1984
7). Kepala Bagian Kepegawaian Kabupaten TTS, Tahun 1984 – 1991
8). Kepala Kantor Catatan Sipil Kabupaten TTS, Tahun 1991 – 1995
9). Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTS, Tahun 1995 -2001
10). Kepala Dinas InformasiDan Komunikasi Kabupaten TTS, Tahun 2001 – 2004
11). Asisten Tata Praja Sekda. Kabupaten TTS Tahun 2005 – 2006
12). Sekretarias Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2006 – sekarang

11. Lain – Lain
1). SEPALA, 3 (tiga) bulan di Kupang
2). SEPADYA, 4 (empat) bulan di Yogyakarta
3). SPAMEN, 4 (empat) bulan di Makasar

12. Pengalaman Keluar Negeri
1). Yordania
2). Israel
3). Mesir

13. Kursus / Penataran dan Seminar
1). Kursus Pamong Praja, 1 (satu) bulan di Kupang
2). Manajemen Audit, 3 (tiga) minggu di Kupang
3). Administrasi Kepegawaian, 2 (dua) minggu di Kupang
4). Jop Training CAPIL, 2 (dua) minggu di Magelang
5). Kursus PRATUN, 1 (satu) minggu di Kupang
6). Organisasi dan Manajemen, 2 (dua) minggu di Kupang
7). ORPATNAS di Kupang
8). Kursus Tim Screening Tk. Provinsi di Kupang
9). SUSPIM / SECAPA TNI AD, 4 (empat) bulan di Bandung
10). Diklat Kepemimpinan Nasional (LEMHANAS) di Jakarta
11). Diklat Jajak Pendapat di Jakarta

14. Penghargaan
1). Piagam dari Rektor Institut Ilmu Pemerintahan, tahun 1978
2). Piagam dari Pemda Kabupaten TTS, tahun 1991
3). Piagam dari Pemda Kabupaten TTS, tahun 1992
4). Piagam dari BP-7 Pusat, tahun 1992
5). Satya Lencana Karya Bhakti 20 Tahun dari Presiden RI, tahun 2002
6), Satya Lencana Karya Bhakti 30 Tahun dari Presiden RI, tahun 2005

Demikian Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Pekerjaan ini saya buat dengan sebenarnya dan berani diperkuat dengan sumpah atas kebenarannya.


Soe, 21 September 2007
Yang Berkepentingan,

TTD

Drs. Alfred M. Kase, M.Si

Profil Benny K. Harman

DR. Benny Kabur Harman, SH
•LAHIR : DENGE, KECAMATAN SATARMESE, KABUPATEN
MANGGARAI, 19 SEPTEMBER 1962.

•ISTRI : DRG. MARIA GORETI ERNAWATI HARMAN SP.BM.
AHLI BEDAH MULUT)

•ANAK : 1. MARIA CACELIA STEVI HARMAN
( KELAS I SMP ST URSULA )
2. MARIA BENEDIKTA STELLA HARMAN
( KELAS IV SDK CHARITAS )
3. MARIA BERNADETHA MOLAS HARMAN
( TK B )

PENDIDIKAN FORMAL
•1974 : SDK KATOLIK DENGE / TODO – FLORES NTT 1977
•1977 : SMP TUBI RUTENG – FLORES NTT
•1982 : SMA SEMINAR ST.PIUS XII KISOL- FLORES
•1987 : SARJANA HUKUM( S-1) DARI FH- UNIVERSITAS – BRAWIJAYA –
MALANG
•1997 : MAGISTER HUKUM ( S-2) DARI FH UNIVERSITAS INDONESIA ,
JAKARTA
•2006 : DOKTOR (S-3) DARI FH-UNIVERSITAS JAKARTA INDONESIA,

PENDIDIKAN KHUSUS
 TRAINING PARALEGAL, THAILAND
 TRAINING OF ENVIRONMENTAL LAW, PERANCIS
 TRAINING OF INTERNATIONAL HUMAN RIGHTS LAW, NEW YORK

KARYA
 KOMPILASI HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA, CO-EDITOR, YLBHI, 1998
 PERAN PARALEGAL DALAM MEWUJUDKAN NEGARA HUKUM INDOENSIA, CO-EDITOR, YLBHI, 1993
 PLURALISME HUKUM PERTANAHAN, INDONESIA, CO-EDITOR, YLBHI, 1995
 PETUNJUK MELAKUKAN FACT FINDING KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM, YLBHI, 1995
 KONFIGURASI POLITIK DAN KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA,ELSAM 1997
 ANALISA DAN PERBANDINGAN UNDANG–UNDANG ANTIMONOPOLI, (KARYA BERSAMA ABDUL HAKIM GARUDA NUSANTARA, SH, LLM) CINLES, JAKARTA 2001
 MENULIS MASALAH–MASALAH HUKUM DAN POLITIK DI SURAT KABAR SEPERTI HARIAN, SUARA PEMBARUAN DAN MEDIA INDONESIA KOMPAS

RIWAYAT PEKERJAAN
 1997 – 1989 : STAF NON LITIGASI PADA KANTOR YLBHI JAKARTA
 1989 – 1992 : PENDIRI PUSAT STUDI LINGKUNGAN INDONESIA(INDONESIAN CENTER FOR ENVERONMENTAL LAW/ICEL)
 1992 – 1995 : KEPALA DIVISI KAJIAN STRATEGI YLBHI JAKARTA
 1995 – 1998 : PENDIRI DAN DIREKTUR PENGKAJIAN STRATEGIS PERHINPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, (PBHI), JAKARTA
 1989 – 1996 : WARTAWAN BIDANG HUKUM DAN POLITIK MEDIA INDONESIA
 1996 – 1998 : KEPALA LITBANG HARIAN MEDIA INDONESIA
 1996 SAMPAI DENGAN SEKARANG: PENDIRI DAN PARTNER PADA KANTOR HUKUM NUSANTARA, HARMAN DAN & PARTNER (NHP)
 1999 SAMPAI DENGAN SEKARANG: PENDIRI DAN DIREKTUR EKSEKUTIF CENTER FOR INFORMATION AND EONOMIC –LAW STUDIES (CINLES)
 1999 – 2002 : PENDIRI DAN ANGGOTA BADANG PEKERJA LEMBAGA STUDI DAN ADVOKASI INDEPENDEN PERADILAN (LEIP)
 2004 SAMPAI DENGAN SEKARANG: ANGGOTA DPR RI – NTT I FRAKSI PARTAI DEMOKRAT / PKP INDONESIA
 2006 : PENDIRI SETARA INTITUTE FOR DEMOCRACY AND PEACE

PENGALAMAN ORGANISASI:
 1985 – 1987 : KETUA PMKRI CABANG MALANG
 2004 – SEKARANG : KETUA BIDANG PENGEMBANGAN LEGISLATOR DEWAN PIMPINAN NASIONAL (DPN) PKP INDONESIA

BANGKITLAH!!!
UNTUK NTT HARMONIS, DEMOKRATIS DAN SEJAHTERA.